Masjid Nabawi |
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
Ummatal Islam,
Abdullah bin Aun berkata bahwa Salafush Shalih terdahulu apabila bertemu mereka saling berwasiat dan apabila mereka tidak bertemu mereka sering menulis tiga perkara yang sangat penting.
Pertama:
وَمَنْ عَمِلَ لِآخِرَتِهِ كَفَاهُ اللَّهُ أَمْرَ دُنْيَاهُ
“Siapa yang ia lebih fokus terhadap kehidupan akhiratnya (yang ia beramal untuk kehidupan akhiratnya), maka Allah akan cukupkan urusan dunianya”
Kedua:
مَنْ أَصْلَحَ سَرِيرَتَهُ أَصْلَحَ اللَّهُ عَلَانِيَتَهُ
“Siapa yang memperbaiki batinnya, Allah akan perbaiki lahirnya.”
Ketiga:
وَمَنْ أَصْلَحَ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللَّهِ أَصْلَحَ اللَّهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّاسِ
“Siapa yang memperbaiki hubungan ia dengan Allah, Allah akan perbaiki hubungan ia dengan manusia.”
Sungguh tiga perkara yang agung, saudaraku.
PERTAMA:
SIAPA YANG LEBIH FOKUS UNTUK KEHIDUPAN AKHIRATNYA, MAKA ALLAH AKAN CUKUPKAN URUSAN DUNIANYA
Artinya hatinya hanya mengharapkan kehidupan akhirat. Bahkan ketika ia melaksanakan aktivitas dunia pun yang ia harapkan adalah akhirat berupa pahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di hatinya ia mengharapkan pahala dari setiap aktivitas-aktivitasnya. Ia berusaha untuk mengejar akhiratnya karena ia tahu dunia hanyalah perkara yang hina dan fana, tidak akan kekal selamanya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam At-Tirmidzi:
مَنْ كَانَ هَمُّهُ الْآخِرَةَ ؛ جَـمَعَ اللهُ شَمْلَهُ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِـيْ قَلْبِه ِ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ،
“Siapa yang keinginan dia hanyalah kehidupan akhirat saja, Allah akan kokohkan urusannya, dan Allah akan jadikan kekayaan itu ada di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina dimatanya.” (HR. Tirmidzi)
Subhanallah, orang yang menginginkan dan di hatinya keinginan yang terbesar adalah kehidupan akhirat, Allah berikan tiga perkara kepadanya;
(1) Allah kokohkan urusan dia. Artinya ia akan bisa istiqomah, ia akan bisa tegar dalam menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan dalam kehidupan dunia ini.
Sehingga kuat dalam menghadapi itu semuanya.
(2) Allah jadikan hatinya kaya. Ia penuh qana’ah, ia merasa cukup dengan yang ada, ia menjadi orang-orang yang zuhud dalam kehidupan dunia.
(3) Allah akan jadikan dunia mendatanginya dalam keadaan dunia itu hina di matanya.
Demikianlah, saudaraku. Setiap orang yang menginginkan kehidupan akhirat, dunia bersamanya. Tapi orang yang menginginkan dunia, akhirat tidak bersama dia.
Kita lihat, orang-orang yang mencari dunia, yang mencintai dunia, yang hatinya hanya menginginkan kehidupan dunia, ia berpaling dari kehidupan akhirat, ia senantiasa berusaha lari dari perintah Allah, bahkan mereka meremehkan syariat Allah. Tapi orang yang menginginkan akhirat, ia tetap diberikan oleh Allah dunia, Allah berikan kepadanya nikmat dunia, bahkan nikmat dunia itu tidak mengurangi pahala ia nanti diakhiratnya.
Maka, ummatal Islam.
Sungguh orang yang menginginkan kehidupan akhirat, dia tidak akan pernah bersedih disaat ia kehilangan dunia. Ketika ia terluput dari dunia, ia pun tidak menyesal. Yang ia sesali ketika ia terluput dari pada amalan kehidupan akhirat. Disaat ia terluput dari shalat tahajud ia menyesal, disaat ia terluput dari kebaikan, dia menyesal. Karena yang ia inginkan adalah kehidupan akhiratnya.
Ummatal Islam,
KEDUA:
SIAPA YANG MEMPERBAIKI BATINNYA, MAKA ALLAH AKAN PERBAIKI LAHIRNYA
Orang yang memperbaiki batinnya/hatinya-rahasianya dengan Allah-, pasti Allah SWT akan perbaiki lahirnya. Dimana ia berusaha berpikir bagaimana membeningkan hatinya dari berbagai macam perkara yang bisa menghancurkan agamanya. Ia bersihkan dari kesyirikan, ia bersihkan dari mengagungkan selain Allah, ia bersihkan hatinya dari penyakit-penyakit yang bisa merusak; penyakit syahwat, penyakit syubhat, penyakit dengki dan kesombongan, penyakit-penyakit yang lainnya yang tentunya mengakibatkan ia tidak selamat dalam kehidupan akhiratnya. Maka ia berusaha memperhatikan tentang kebaikan dan kebeningan hatinya. Karena itulah perkara yang akan bisa bermanfaat nanti pada hari kiamat.
Allah Ta’ala berfirman:
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ﴿٨٨﴾ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّـهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ ﴿٨٩﴾
“Pada hari kiamat tidak akan bermanfaat harta dan anak-anak, kecuali orang yang datang kepada Allah membawa hati yang selamat.” (QS. Asy-Syu’ara[26] : 88-89)
Iya, hati yang selamat dari pada cinta dunia yang berlebihan, hati yang selamat dari mengagungkan selain Allah, hati yang selamat dari pada mengikuti syahwat dan hawa nafsu. Merekalah yang akan selamat nanti pada hari kiamat. Karena keselamatan kita di hari kiamat tergantung keselamatan hati kita, saudaraku.
Maka saudaraku, siapa yang memperbaiki rahasianya, hatinya, batinnya, maka Allah akan perbaiki lahirnya. Ia akan terlihat dari matanya menunjukkan rasa takut ia kepada Allah, akan terlihat dari lisannya tak berucap kecuali apa yang diridhai oleh Allah, dari perbuatannya tidaklah berbuat kecuali apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ridhai untuknya. Karena ia tahu bahwa Allah mengetahui setiap gerak-geriknya. Sehingga akhirnya rasa takut pun tumbuh di hatinya.
Ummatal Islam..
Maka berusahalah sibuk memperbaiki hati kita, niscaya Allah akan perbaiki amalan kita. Berusahalah kita untuk memperbaiki rahasia kita disaat kita sendirian, disaat tidak ada manusia yang mengetahui, disaat kita sendirian di kamar kita, kita pun kemudian menjadi hamba yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menjadikan kita baik di hadapan manusia.
أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم
KHUTBAH KEDUA –
KHUTBAH JUMAT: PERBAIKI HUBUNGANMU DENGAN ALLAH, ALLAH AKAN PERBAIKI HUBUNGANMU DENGAN MANUSIA
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ
Ummatal Islam,
Kemudian perkara yang ketiga yang para Salaf terdahulu saling berwasiat sesama mereka, yaitu:
KETIGA:
SIAPA YANG MEMPERBAIKI HUBUNGAN DENGAN ALLAH, MAKA ALLAH AKAN PERBAIKI HUBUNGANNYA DENGAN MANUSIA
Memperbaiki hubungan dengan Allah yaitu dengan cara memperbaiki ibadah kita kepada Allah, memperbaiki kekhusyuan dalam shalat kita, memperbaiki lurusnya ibadah kita. Kita berusaha supaya hati kita selalu mengingat Allah.
Orang yang memperbaiki dzikirnya, pasti Allah akan selalu ingat kepadanya, sebagaimana Allah berfirman:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ ﴿١٥٢﴾
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah[2]: 152)
Apabila Allah ingat kepada kita, pasti Allah akan berikan kepada kepada kita berbagai macam bantuan dan pertolonganNya. Maka siapa yang memperbaiki hubungannya dengan Allah, Allah akan perbaiki hubunganNya dengan manusia.
Memperbaiki hubungan dengan Allah dengan menumbuhkan rasa cinta kita kepada Allah SW, kita mencintai apa yang Allah cintai, kita mencintai Allah melebihi segala-galanya, menumbuhkan rasa takut kita kepada Allah, Allah sangat kita takuti bahkan ketika kita sendiri kita takut untuk memaksiati Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Memperbaiki hubungan kita dengan Allah dengan cara kita bertawakal kepada Allah, menyerahkan seluruh urusan kita kepada Allah, kita hanya berdo’a kepadaNya, kita hanya berharap kepada Allah, kita tidak berharap kepada manusia.
Kita perbaiki hubungan kita dengan Allah dengan cara kita banyak bertobat dan istighfar kepadaNya, memohon ampunan akan dosa-dosa kita. Karena manusia pasti tak lepas dari dosa. Ia perbaiki hubungannya dengan Allah.
Maka siapa yang memperbaiki hubungan dia dengan Allah, Allah akan perbaiki hubungannya dengan manusia. Dijadikan hati-hati manusia mencintainya.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits, apabila Allah mencintai seorang hamba, Allah akan memanggil Jibril dan Allah berfirman, “Wahai Jibril, sesungguhnya aku mencintai si Fulan, maka cintailah ia.” Lalu Jibril pun mengumumkan di seluruh makhluk yang ada di langit sana, “Wahai penduduk langit, sesungguhnya si Fulan dicintai oleh Allah, maka cintailah ia” lalu kemudian diterimalah penerimaan di muka bumi ini.
Maka, saudaraku..
Tidak perlu kita memikirkan cinta manusia kepada kita. Karena manusia hatinya berbeda-beda. Hari ini dia bisa cinta kepada kita, entah besok dia akan benci kepada kita. Sedangkan apabila Allah cinta kepada kita, Allah mampu menjadikan hati manusia mencintai kita.
Maka perbaikilah hubungan kita dengan Allah, perbaikilah hubungan kita dengan Yang Maha Kuasa dengan cara ibadah kepadaNya. Maka itulah kebaikan.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
اللهم تقبل صيامنا وقيامنا و جميعا عباره يا رب العالمين
اللهم اصلح ولاه امور المسلمين في هذا البلد وفي سائر بلاد المسلمين يا رب العالمين اللهم انصر المسلمين في كل مكان يا رب العالمين اللهم واتوب علينا انك انت التواب الرحيم
عباد الله:
إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر.
0 Comments:
Post a Comment